Bandar Lampung —SMSI—Pemerintah Provinsi Lampung dan DPC Hiswana Migas Lampung menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg di Provinsi Lampung.
Rapat koordinasi bertema “Elpiji subsidi 3 kg hanya untuk rakyat miskin, UMKM, petani dan nelayan untuk menuju Lampung berkeadilan dan Berjaya” itu diselenggarakan di Hotel Emersia Bandar Lampung, Rabu, 5 Februari 2020.
Dalam sambutannya Ketua Hiswana Migas Lampung Budiono menjelaskan, jika di Lampung sudah ada 165 SPBU, 112 agen elpiji subsidi dan nonsubsidi, 15 SPBE se-Lampung dari Lampung Selatan sampai dengan Mesuji.
“Di lokasi tersebut kita bisa mendapatkan gas elpiji. SPBU Pertamina juga bisa jadi pangkalan gas elpiji,” kata Budiono.
Budiona menjelaskan dalam rangka membangun ekonomi di Lampung, per tanggal 1 Januari 2020 HET elpiji 3 kg naik dari harga semula Rp16.500 per tabung menjadi Rp18.000 per tabung.
“Ini bukan kenaikan tapi penyesuaian bahwa dari pangkalan pun diberikan margin yang tadinya 1.500 per tabung, sekarang jadi Rp2.500 per tabung. Dengan kenaikan ini, saya berharap kita bisa bekerja lebih baik dan disiplin,” ungkapnya.
Asisten 2 Bidang Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat menjelaskan, sebagai komoditas penting dalam rumah tagga dan usaha, elpiji 3 kg ini perlu dilakukan penyesuaian harga.
“Setelah dilakukan rapat pembahasan tentang angka atau nilai penyesuaian, disepakati harganya dari Rp16.500 jadi Rp18.000 per tabung dan dituangkan dalam SK Gubernur,” paparnya.
Taufik berharap gas elpiji 3 kg tepat guna dan tepat sasaran, di mana elpiji subsidi ini diperuntukan bagi warga miskin, sehingga harganya dapat terkendali dan tidak menyumbang inflasi.
“Sehingga tidak menjadi gejolak harga tinggi dan dari sisi ketersediaannya juga mencukupi. Dan daya beli masyarakat juga terbilang aman,” pungkasnya. (*)
Komentar